Senin, 07 November 2022

Kisah Laki-laki yang takut menikah

Kisah Laki-laki yang takut menikah



Dulu aku pernah punya cinta, cinta terhadap seorang wanita yang usianya jauh lebih muda dariku. Dia sangat ayu, ramah, dan sempurna dimata ku, aku mencintai dia dari hati disertai rasa suka secara fisik, dia berhijab, tingginya sekitar 155 cm tidak terlalu tinggi, mukanya tembem, kulitnya kuning Langsat hidungnya tidak pesek tapi juga tidak mancung dan ada lesung pipinya di pipi sebelah kanan, namun fisik bukanlah yang utama fisik hanyalah bonus karena sangat banyak yang menyukaiku tapi aku tolak padahal cantik secara fisik tapi entah kenapa secara hati saya tak memiliki rasa apapun terhadap wanita-wanita itu, intinya aku tidak suka, aku tidak suka jika dikejar, aku lebih suka mengejar, semakin dikejar aku semakin ilfeel atau ilang feeling atau hilang rasa.


Ada rindu yang menggebu setiap waktu dan rasa yang menggelora untuk dia seorang yang pada waktu itu adalah orang yang aku cintai.

Saat itu usiaku sudah 30 tahun. Usia yang bisa disebut sudah menjelang tua. 
Usia yang masih polos dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Tak pernah pacaran. Bahkan dekat dengan perempuan secara hati pun belum pernah. Apalagi waktu zaman sekolah. Aku dicap teman sebagai orang yang lekong, bencong atau apalah itu.
Sindiran, cibiran, pertanyaan sudah sering dilontarkan banyak orang. Baik itu orang yang paling dekat dengan ku yaitu orang tua, sahabat, teman, tetangga, saudara sampai kerabat yang paling jauh.

"Kapan nikah ?"
"Mau menjomblo saja ya ?"
"Wah jangan-jangan gak normal..." begitu diantara pertanyaan mereka.
Aku cuma jawab dengan senyuman walau hati terasa risih ...

Sampai aku bertemu teman yang peduli. Bertanya serius dari hati ke hati. Kenapa aku nggak juga nikah padahal umur sudah kepala 3...

Aku jelaskan "aku takut, aku takut menyakiti istriku dan tidak bisa membahagiakan dia dunia dan akhirat". Ada rasa takut saat ingin memiliki istri apalagi yang ayu, baik hati, paket lengkap lah pokonya. Sedangkan aku ini apa?

Meskipun secara fisik aku normal. Tinggi badan ku 170 cm, kulitku sawo matang, hidungku mancung, mataku tidak sipit tidak juga belo, banyak yang bilang muka ku seperti vokalis ada band entahlah siapa namanya saya lupa, dan secara mental aku juga normal. Cuma aku selalu berfikir takut untuk menikah.
Aku takut tak bisa membahagiakan dia.
Karena wanita yang akan ku nikahi adalah anak orang...


Lalu seketika terbayang teman-teman ku.

Teman SD sudah ada 5 orang yang bercerai.
Teman SMP sudah ada 7 orang yang bercerai.
Teman SMA ada 9 orang yang bercerai.
Aku liat tetanggaku. Ada juga yang berstatus janda dan duda.
Artis di tv juga banyak yang bercerai dan pernikahan mereka belum genap setahun.
Padahal mereka dulunya saling sayang dan cinta.

Ah....gak usah jauh-jauh. Bukankah aku juga sejak kecil diasuh nenek?
Karena orang tuaku bercerai.
Ayah pergi dan nikah lagi dengan wanita lain sedang ibu pergi ke saudi untuk mencari nafkah....

"Kalau kamu mau, aku akan mencoba untuk mendekatkanmu dengan wanita yang kamu inginkan itu" dengan penuh ketulusan sahabatku berkata seperti itu. Masih muda ternyata 20 tahunan" kata temanku saat itu. Dia mencaritahu informasi tentang wanita itu untukku.

Karena sebelumnya aku bercerita kepada sahabat ku kalo aku sedang menyukai seorang wanita bla bla bla...

"Tapi Aku takut wan. Takut gak bisa membahagiakan"

"Kalau terus takut kapan punya istri? Yang penting kamu punya niat baik"

Singkat cerita aku memberanikan diri untuk mendekati orang yang aku cintai dengan di bantu oleh sahabatku untuk dipertemukan dengan dia. 
"Coba kenalan dulu siapa tau ada kecocokan dalam komunikasi dan impian" kata iwan.

Hanya saja kami tak berjodoh, karena banyak yang menghasut dia untuk jangan mau menikah dengan ku mengingat usia ku yang tak muda lagi, awalnya dia mau dengan ku terlihat dari raut wajahnya yang memerah ketika melihat aku dan dia pun mengatakan bahwa tak ingin berpacaran terlalu lama dan siap untuk dipinang serta mau memperkenalkan aku dengan keluarganya dikampung. Tapi tuhan berkehendak lain.

Aku pun mencoba mengikhlaskan atas semua takdir ini. Aku yakin jodoh ku pasti akan datang meskipun entah kapan. Dan sampai sekarang aku masih sendiri sedangkan dia orang yang pernah ku cintai sudah menikah dengan laki-laki lain yang seumuran katanya. Ku doakan Semoga pernikahan mu bahagia ya, aku turut bahagia mendengarnya karena cinta itu tak harus memiliki, melihat orang yang kita cintai bahagia kita pun sudah ikut bahagia.

Sekarang aku sedang menikmati kesendirianku dan aku takut untuk jatuh cinta lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teh tubruk khas Slawi tegal

Ternyata jadi janda nggak seburuk itu.

Ternyata jadi janda nggak seburuk itu. Ternyata jadi janda nggak seburuk itu. Lebih bahagia malah, lebih banyak waktu buat diri sendiri. Kar...