Tadi malam suami komplen katanya kenapa aku ga pernah ngeluh, ga pernah marah-marahin dia secara dia udah delapan tahun merasa nganggur karena udah ga kerja lagi di PT kaya teman-temannya.
Karena sejak suami di PHK kami buka jasa cuci gosok di rumah, suami bagian nyuci sama antar jemput dan aku bagian gosok.
Memang hasilnya tidak segede gaji PT tapi cukup buat makan dan bayar kontrakan.
Mungkin suami kerasa banget bulan juli ini anak tiga sekolah jadi banyak pengeluaran yang membuat ekonomi kami semakin sulit.
Dia pengen aku ngeluh biar dia ada alasan untuk pergi ninggalin rumah kerja keluar, Suami berpikir orang yang kerja itu adalah orang yang punya gaji.
Kenapa aku ga pernah ngeluh?. mungkin aku udah dititik cape.
Cape ngeluh dengan keadaan.
Kami berumahtangga sudah tujuh belas tahun dan cobaan kami dari pertama menikah sampai sekarang hanyalah masalah ekonomi.
Kami dikaruniai empat orang anak, tiga laki-laki dan satu perempuan.
Alhamdulillah semuanya sehat,
Suamiku tipe orang yang setia, penyayang, sabar, perhatian, ga ngerokok, ga suka main game, ga suka nongkrong.
Tipe family men banget.
Sebenarnya aku juga kadang ngeluh dalam hati tapi aku ga berani ngeluh apalagi nangis didepan suami
Aku tahu dia tipe suami yang bertanggung jawab.
Aku takut kalo aku sedih menangis didepannya malah dia akan jadi tambah sedih dan menyalahkan diri karena belum bisa menjadi suami yang bisa memenuhi segala kebutuhan istri dan anak-anak.
Aku juga ga mau terus-terusan mengeluh karena aku selalu menyakinkan diri jika cobaan aku itu ringan, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan cobaan orang lain.
Aku selalu berbaik sangka kepada Allah
Pasti Allah akan memberikan kami kebahagiaan ditengah segala kekurangan ekonomi yang kami alami saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar