Kisah ini bukan kisah saya, saya hanya copy paste dari aplikasi grup di Facebook. Semoga bermanfaat. Selamat membaca
SUAMIKU PEMULUNG.
Suamiku adalah karyawan biasa disebuah pabrik sepatu di daerahku, dengan gaji UMR alhamdulillah sementara masih bisa mencukupi keluarga kecil kami. aku, suamiku dan satu anakku yang baru berumur 3 tahun.
Namun 6 bulan belakangan kondisi keuangan kami cukup lumayan dan bisa sedikit menabung, karena ada tambahan dari sampingan suamiku, suamiku nyambi sebagai pemulung, Yaa.. suamiku nyambi sebagai pemulung.
Pemulung disini bukan sembarang memulung, suamiku hanya memulung Botol air mineral bekas temannya.
Setiap hari sepulang kerja, suamiku punya target harus membawa pulang 50 botol bekas dan 20 bekas minuman kaleng, itu minimal dan kadang lebih.
Ketika tidak memenuhi target, biasanya suamiku mampir ke Alfomorot atau Indomorot terdekat, sekedar memenuhi hitungan target saja, karena biasanya di meja luar alfamorot indomorot juga di kaleng sampahnya itu banyak botol-botol bekas.
Suamiku membawa pulang botol-botol bekas itu biasanya dalam kondisi sudah di 'krpk' atau sudah dipencet dan dibuang udaranya, sehingga jumlah segitu hanya sebanyak kantong kresek hitam ukuran sedang.
Suamiku menjual barang yang dikumpulkanya itu sebulan sekali pada Bos lapak rongsok yang punya mesin pencacah daur ulang, sehingga harganya lumayan cukup tinggi.
Dan alhamdulillah.. setiap menjual botol bekas hasil yag dikumpulkan suamiku, suamiku bisa mendapatkan 300-400ribu/bulan.
Dan uang itu kami khususkan untuk membayar token listrik, Tabung gas dan kuota data kami, sisanya untuk menabung dan sedekah rutin bulanan untuk orang tak mampu disekitaran rumah.
Suamiku tidak pernah merasa malu, dan berkali-kali beliau mengatakan "Selama kita tidak mencuri hak orang lain dan kita tidak korupsi, Insya Allah Abang tidak malu, dan ini halal"
Alhamdulillaah..
#Kisah_Nyata_Temanku.
Aku tuliskan agar bisa menjadi inspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar