#pena_wanita
#rubrik_curhat_saudari_kita
#bukan_rubrik_tanya_jawab
#mari_berkomentar_yang_baik
Kasus ke 487
Bismillah
Assalamualaikum Tehh Diny...
Kali ini aku mau memberanikan diri menceritakan beban yang sedang ku alami.
Sudah letih sebenarnya perasaan ini memendamnya sendiri.
Aku single parent dengan 3 orang anak. Sudah lama suamiku meninggal, dan aku berjuang segalanya sendiri. Mulai dari mencari nafkah, mengantar anak sekolah, mendidiknya di rumah, memasak makanannya, menjaganya dari urusan mental, fisik dan spiritualnya.
Kadang rasa lelah melanda. Kapan aku bisa menemukan orang untuk berbagi, rasanya aku sudah perlu pundak untuk bersandar.
Bulan lalu, tanpa saya cari dan undang tiba-tiba di akun Instagram masuk notifikasi ada akun baru yang mengikuti.
Bagiku yang mengikuti akun istagram itu dari orang-orang yang secara nyata ku kenal, beda dengan akun Facebook apalagi Twitter yang lebih bebas orang yang tidak dikenal secara nyata bisa berteman.
Lalu ku coba ikuti kembali, karena akun yang bersangkutan di private.
Tak lama ia pun merespon, dan menyapa melalui DM.
Ternyata kami tidak saling mengenal sebelumnya. Ya sudah kita awali perkenalan saja. Ku lihat profil nya nampak ia seorang Pilot maskapai terbaik nya Indonesia.
Ya, bermula dari basa basi lama kelamaan ia bertanya soal pribadi. Dan akhirnya kami masing-masing menceritakan status pribadi kami.
Ia mengaku seorang single parent juga dimana anak seusia 2,5 tahun menjadi hak asuhnya. Dengan keputusan Pengadilan Agama, karena si ibu tidak mau mengurus anaknya. Anak sekecil itu dipegang oleh nenek dari ayahnya yang tinggal di Palembang, karena ayahnya yang berprofesi sebagai pilot sudah pasti tidak bisa secara penuh mengasuh anaknya.
Begitupun aku, aku ceritakan tentang keseharianku dan karakter ketiga anakku.
Setiap hari kami selalu berkabar melalui DM instagram. Dan akhirnya ia memintaku untuk bisa berkomunikasi melalui telpon saja.
Setiap kali dia sedang di darat pasti menghubungiku, baik melalui chat ataupun telpon. Jadwal satu bulan kedepan ia pun menginformasikannya kepadaku. Saat on board sampai landing pasti dia mengabariku.
Singkat waktu akhirnya ia menyatakan ingin aku menjadi ibu bagi anaknya. Karena itu yang ia butuhkan, bukan sekedar seorang istri, tapi juga ibu yang baik buat anaknya. Baginya anak adalah nomor satu.
Selain itu ia pun terus menunjukan kepeduliannya terhadap anak-anakku.
"Anak-anak lagi ngapain?"
"Anak-anak jangan terlalu sering dikasih makanan yang beli jadi ya, usahakan kamu masak sendiri"
"Kalau di rumah anak-anak jangan terlalu sering pegang gadget, itu gak baik"
Selalu persoalan anak-anak dulu yang ia tanya setiap kali menghubungiku.
Sampai ada pesan
"Nanti kalau kamu mau jenguk anakmu yang dipondok, tunggu aku libur, biar aku bisa antar kamu, dan kamu gak capek nyetir sendiri keluar kota"
Namun untuk hal ini aku jawab, "nanti saja kalau kita sudah halal, kamu boleh jadi supir pribadiku"
Aku sempat mengutarakan bahwa aku overthinking saat dia menyatakan ingin aku jadi ibu bagi anaknya. Bagaimana tidak, aku cukup insecure untuk menerima dia jadi suamiku. Dari usia saja kami selisih 6 tahun dan itu lebih tua aku.
Namun jawabnya : "usia itu hanya sekedar angka, aku yakin kita bisa menjalaninya".
Selain itu, profesinya sebagai pilot itupun membuatku insecure, bukan soal waktunya yang pasti jarang di rumah, karena itu aku sudah biasa mandiri. Tapi lebih ke bagaimana ia bisa menjaga pandangannya, dimana yang terlihat itu para pramugari cantik dan wangi.
Jawabnya lagi : "dimanapun aku bekerja pasti akan ada godaan seperti itu, dan itu tergantung orangnya. Bagiku mbak-mbak Cabin itu biasa aja, cantik itu relatif, tapi menurutku orang yang punya jiwa keibuan itu lebih menarik".
Dan kemudian ia mulai menguji ku balik dengan sebuah pertanyaan:
"Bagaimana jika nanti kamu jadi istriku, kemudian ibu dari anakku datang, dan itu pasti akan terjadi, gimana reaksi kamu?"
Jawabku : "pasti akan aku jadikan ia partner, karena bagaimanapun rumi (nama anak) anaknya juga. Dan rumi pasti akan senang kalau ibunya hadir dalam hidupnya."
Tapi membantah dan tidak setuju untuk itu. Karena menurutnya anak harus punya satu aturan, dan bila ada dua ibu atau dua ayah, bagi anak aturan itu akan jadi ambigu, siapa yang harus dia patuhi, dan kemungkinan yang akan dipatuhi hanya aturan yang paling anak itu suka. Dan udah pasti rumi akan lebih banyak membantahku, dimana hidupnya lebih banyak denganku.
Jelasnya lagi, bagi dia sama seperti kita tidak mungkin punya tuhan lebih dari satu. Yang harus kita patuhi dan yakini tetap satu, karena aturan dari 2 Pengatur itu akan berbeda.
Cukup masuk akal, dan aku menjadi yakin akan keseriusannya untuk memilihku menjadi ibunya rumi.
Batinku berucap, apakah ia adalah jawaban dari doa-doaku ya Allah...
Malam itu kami berdiskusi cukup panjang dan lama, mungkin ini obrolan terlama kita melalui telpon.
Tanpa sadar waktupun sudah menjelang subuh.
Karena posisi dia sedang di jeddah dimana perbedaan waktu dengan Indonesia itu 4 jam. Jadi mungkin disana baru menjelang tengah malam.
Paginya, aku lanjut urusi anak-anak sekolah, selepas itu mencoba memejamkan mata sebentar, karena semalam tidak tidur.
Siangnya jelang jemput anak sekolah, aku mampir ke rumah temanku. Sesampai disana tiba-tiba lelaki pilot itu menghubungiku dengan kabar yang mencemaskan. Beritanya rumi, anaknya sedang dilarikan ke RS di Palembang, katanya ia tersedak aksesori yang masuk ke mulutnya, sampai susah bernafas.
"Hatiku hancur mendengar jeritan rumi"
Sempat bingung aku dengar ucapannya, bukannya kalau tersedak pasti gak bisa menjerit. Lalu ia bilang, "di RS ada problem, uang yang ku titip di mama tersisa 13jt, sedangkan utk tindakan rumi perlu tambahan 8jt lagi."
Seketika perasaanku pun menjadi ilfeel dan bingung. Ini serius atau cuma modus.
Aku jawab tak bisa membantunya untuk uang sebesar itu. Ia pun terlihat kecewa, tapi seperti sedang mengatur strategi lain.
Kebetulan aku sedang berada di rumah sahabat, dan ia terus menemaniku, mengontrolku untuk tidak terayu sampai mentransfer uang.
Terus lelaki itu membujukku, memohon bantuanku, agar aku bisa mengirimkannya uang. Alasannya dia sedang trouble jadi tidak bisa kirim uang ke ibunya.
Selang beberapa menit ia mengabari kalau kerabatnya sudah bisa membantu 5jt, tapi tetap kurang 3,5 jt lagi katanya.
Dan entah mengapa saat itu sahabatku sedang beranjak keluar rumah, dan aku pun berpikir 3,5jt itu uang yang gak seberapa. Tiba-tiba seketika aku transfer kan juga uang itu ke kerabatnya yang di Palembang (katanya).
Astagfirullahal adzim, aku langsung tersadar, itu uang lumayan, dan itu uang hak anak-anakku.
Tapi aku tetap coba berfikir positif.
Sesampai di rumah aku coba hubunginya lagi. Tapi ia malah meminta dikirim lagi, alasannya untuk masuk ke ruang perawatan dibutuhkan dana deposit dulu.
Karena aku dalam posisi sadar. Aku menolaknya, dengan alasan kartu atm ku diambil temanku, dan aplikasi mbanking ku di uninstall oleh temanku, dengan alasan melindungiku, khawatir aku kena modus.
Ia pun marah, dan bilang uang yang tadi akan ia kembalikan esok.
Dan besok nya aku tunggu kabarnya. Tapi ternyata Whatsapp ku telah ia blokir juga instagramku.
Fix aku kena tipu... ya Allah ya Rahman Ya Rahiim Ya Ghafur... ampuni aku, mungkin aku masih banyak dosa, hingga aku masih Engkau uji sedemikian rupa.
Semoga teman² yang membaca disini bisa membantuku juga untuk menemukan orang nya.
Jazakumullah khair
Note .
5x diajak VC, menunjukkan bahwa dia itu nyata dan sesuai dengan foto.
Setiap perjalanan selalu ada foto/video kondisi dimana pun ia berada
Menambah keyakinan bahwa ia nyata dan sesuai dengan ceritanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar