Jumat, 03 Maret 2023

tentang hutang

Sumber : facebook


14 abad silam, Rasulullah sudah pernah ngingetin kalau penghutang itu akan gelisah di malam hari dan hina di siang hari. Bahkan orang yang hobi ngutang padahal bukan untuk hal darurat diancam dengan adzab kubur. Dan penghutang juga akan seneng dusta. Dengan janji-janji manis yang tak jua ditunaikan. Besok lagi besok lagi. 

*** 

Kasus di Bekasi, harus menjadi refleksi bahwa hutang bisa menghilangkan kewarasan. Dan efeknya menghilangkan nyawa. Betapa si penghutang jika sudah buntu akan melakukan apa saja untuk menyelesaikan masalahnya.

Suka ngutang itu sebenarnya penyakit bukan darurat. Karena buktinya, meski mampu memiliki secara cash tapi lebih milih ngutang. Dengan berbagai alibinya. Bahkan untuk barang yang harganya recehan.

Apalagi saat hutang sudah jadi gaya hidup. Bangga dengan kartu kredit yang terselip di dompet dan seneng saat SK disekolahkan. Dan sampai jingkrakan saat cair uang arisan. Padahal semua itu beban hutang. 

Berhutang boleh-boleh saja asal jelas alokasinya. Dan memang itu hanya solusi terakhir. Jangan sampai hanya karena keinginan langsung ngutang. Dan nggak tahu kapan mau balikinnya.

Jangan sampai kita hidup hanya jadi budak utang. Pinjam uang bukan untuk kebutuhan tapi cuma buat bayar utang. Jika memang belum mampu, sabar. Menabung itu lebih baik daripada terjerat utang. Apalagi hutangnya sama rentenir.

Ingat juga!!

Salah satu adab hutang, itu harus jelas temponya. Harus jelas kapan balikinnya. Dan harus yakin juga mampu lunasinnya. Kepada siapapun ngutangnya. Dan usahakan ada hitam putihnya. Karena begitulah Al Quran mengajarkan.

Jangan juga berfikir, "Ah dia banyak uangnya kok. Ah hutang cuma dikit kok." Ingat ancaman adzab kubur bagi yang remehin soal utang. Orang yang ngutangin belum tentu memiliki lebih banyak uang dari si penghutang. 

Masih ingat artis yang minta sumbangan hanya untuk bayar utang?

Bagi saya, kampanye anti riba sebenarnya kurang solutif. Karena akar masalah bukan karena darurat sehingga mau nggak mau terlibat ribawi. Karena ternyata mereka yang sudah seneng hutang, saat keluar dari jeratan ribawi malah terlilit hutang yang katanya syar'i.

Maka yang harus dikampanyekan seharusnya HIDUP TANPA HUTANG. Bukan sebatas hidup Tanpa Riba.

Karena kalau sudah biasa hidup tanpa hutang, maka tentunya akan terbebas dari jeratan riba. 

Apa bisa?

Sangat bisa!! Tergantung mindset yang terbangun dalam dirinya. 

Ketika yakin bisa punya apa saja tanpa hutang, pasti Allah akan kasih. Tapi jika mikir sebaliknya, ya begitulah jalan yang dilalui. Karena Allah tergantung prasangka hamba-Nya.

Agar terhindar dari jeratan hutang, selalulah berdo'a, "Allohumma ini a'udzu bika minal ma'tsami wal maghrom." 

"Ya Allah aku berlidung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak hutang. (HR. Bukhari)

Semoga kita terhindar dari jeratan hutang. Aamiin
 
Salam hidup tanpa hutang. Dari abunya Rana JKL.
🔥🔥


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teh tubruk khas Slawi tegal

Ternyata jadi janda nggak seburuk itu.

Ternyata jadi janda nggak seburuk itu. Ternyata jadi janda nggak seburuk itu. Lebih bahagia malah, lebih banyak waktu buat diri sendiri. Kar...