Kisah ini mengandung bawang.
Sumber : FacebookFanpage : komunitas bisa menulis
Akun : Nimas Vina
Terinspirasi kisah nyata.
Pengantin baru.
Aku Aris yang menikahi Wati perempuan desa, kami menikah baru sekitar 2 bulan.
Sebelum menikah dengan ku Wati tidak pernah sekalipun pergi main ataupun sekedar holiday ke kota lain, setelah menikah Wati diboyong olehku Inilah tahun pertama Wati merasakan jauh dari keluarga.
"Mas, sebelum lebaran nanti kita mudik yuk, Wati udah kangen sama Emak". Pinta Wati padaku.
"Apa nggk nunggu pas hari lebaran dek, karena biasanya kalau pertengahan puasa itu jalanan rame, orang-orang mudik semua banyak kendaraan besar, apa nggk sebaiknya pas hari H aja kendaraan sepi". Jawab Aris.
"Tapi Adek biasanya puasa sama orang tua mas, jadi Adek kayak merasa ada yang kurang gitu kalau pas buka puasa nggk sama Emak, Mas jangan marah ya, kan mas tahu kalau ini pertama kalinya adek pisah sama orang tua " dengan mata sendunya tak kuasa ku menolak permintaan istri yang sangat kucintai ini.
"Ya sudah nanti puasa 2 Minggu kita mudik ya sayang" jawabku.
"Seriusan mas, Alhamdulillah mas memang suami yang baik sekali, Adek bahagia dinikahi sama mas, mas penyayang tanggung jawab, sekalipun nggk pernah marah meskipun Wati makannya banyak". Sanjung nya tersipu-sipu.
" Adek maunya mas lah yang pertama dan yang terakhir untuk Wati, kalau harus terpisah lebih baik adek mati duluan aja". Imbuhnya.
"Hust.... Ngomong apa sih dek, nggk baik bicara begitu, Mas juga sayang sama Adek. Penurut, rajin, bangun sebelum subuh masak, ceria terus".
"Aku ceria karena mas memang membahagiakan Aku" serobot nya, padahal Aku belum selesai ngomong.
"Mas, sini peluk adek pengen peluk mas terus rasanya, gendong adek ya mas, adek maunya nanti kalau ada sesuatu yang terjadi mas yang gendong Adek " ucap nya bergetar di pelukan ku.
"Udahlah jangan ngomong yang aneh-aneh, yuk kita bikin list, bagi-bagi THR untuk keluarga di kampung, imbuhku. " Tukan mas memang orang baik banget, nggk pelit lagi" puji istriku.
Keesokkan harinya.
Ku lihat istriku tampak bahagia sekali, perempuan lugu yang baru saja ku nikahi ini membuatku percaya kalau masih ada perempuan yang benar-benar polos, Aku tersipu malu kalau mengingat manjanya.
Ada yang lain darinya 2 hari terakhir ini, sering sekali minta dipeluk, seperti tidak mau lepas aja.
"Ehemmm". Tenyata istriku menyadari kalau sedang ku perhatikan
"Kenapa sih mas, senyum² sendiri, sini deh, minta peluk lagi" rengeknya
"Iya sini, Adek baru pertama kali merasakan mudik lebaran jadi bahagia banget ya"? Tanyaku.
"Iya mas, pantas aja orang' yang mudik itu pada bahagia " sambil memeluk tubuhku seakan tak mau lepas.
Puasa 15 hari Aku dan istriku mau berangkat mudik pagi jam 8. Tidak banyak barang yang kamu bawa seperlunya saja, karena kami juga baru menikah. Ah beruntung nya Aku menikahinya.
"Mas Aku pakek baju ini ya, ini baju pemberian mas yang buat lebaran tapi Adek pengen pakek sekarang, boleh ya mas". Rengeknya tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
"Katanya mau dipakek buat sholat id bareng ibu, itukan couple sama ibu sama mas juga" jawab ku
"Nggk papalah mas, Aku pengen pakek sekarang boleh ya mas, bajunya bagus adek suka" Sambil melendot ke dadaku perempuan ini kalau punya kemauan tak bisa ku tolak, ah sikap manjanya benar' melemah kan .
"Emmmuchhh", dengan mencium pipiku sambil bilang terima kasih rajaku.
Sudah jam 8 kami siap-siap berangkat.
Karena sedang berpuasa, kami berkendara dengan kecepatan sedang sambil menikmati pelukan istriku yang seakan-akan rasanya tak mau melepaskan, bagaimana tidak sepanjang perjalanan istriku bicara terus tiada henti, bicaranya random apa saja di bicarakan sampai pada kalimat yang membuatku terharu " Mas, mas tau, Aku kira tak ada laki-laki baik lagi di dunia ini, tapi Allah hadirkan mas buat Aku, rasanya sudah cukup mengganti kekecewaan ku terhadap Bapak, mas terimakasih banyak ya, jadilah laki-laki yang baik terus menerus. Adek bangga dan bahagia banget jadi istri mas, terimakasih banyak.
Aku mendengar kata-kata istriku, tak terasa kelopak mata ku mengembun. "Mas juga terimakasih adek sudah menerima mas dengan baik" jawabku sambil memegang tangannya.
4 jam perjalanan kita sudah masuk di kota istriku, setelah berhenti sejenak kami melanjutkan perjalanan lagi. "Mas cium adek" tiba-tiba pintanya.
Aku tertawa kecil melihat polahnya, biarpun usianya memasuki 30 tahun tapi tingkah polah nya seperti gadis belia, terimakasih hadiahmu ya Allah dalam hatiku bergumam.
Setengah perjalanan istriku bicara tiada henti Aku tetap setia mendengar sambil berkendara dengan hati-hati, tapi tiba-tiba dari belakang dan depan ada mobil besar yang sepertinya kehilangan kendali, sehingga menyerempet motor yang kami kendarai, dengan sigap Aku membelokkan stang ke pinggir supaya kami terhindar dari tabarakan. Tapi naas ternyata tubuh istriku terpental ke tengah jalan agak jauh dan kelihatan dari jauh juga ada kendaraan dari arah berlawanan mendekati tubuh istri dengan cepat, seketika istriku tak bergerak lagi .
Oh rasanya sukmaku pun ikut terlepas sekejap, Aku bergegas lari menujunya, kini mulut yang suka berceloteh itu tidak akan bisa bicara lagi, rengek manjanya tak bisa kudengar lagi, sanjungan nya tak akan ku peroleh lagi, ya bagian kepalanya terlindas sebuah mobil, hancur seluruh otaknya keluar. Tak bisa ku kenali lagi.
Langsung ku gendong tubuhnya, ku peluk ia, tak ingin ku lepaskan lagi rasanya. Istriku yang begitu membanggakan diri ku. Mas sayang Adek.
Duniaku tak terlihat lagi.
Selesai.
--------------------------
Sad.
Nimas Vina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar