Sabtu, 26 Agustus 2023

Cerita Poligami Dampak Jangka Panjang





Cerita Poligami Dampak Jangka Panjang nya.

Gambar hanyalah ilustrasi




Sumber : Facebook
Grup : Komunitas Bisa Menulis.
Nama Akun : Imami Nur Afiati.



Tulisan ini berdasar dari kisah nyata seorang penulis VT di tyktok. Saya tulis kembali pakai bahasa saya. Semoga bisa diambil pelajarannya. 

**************

Bapak Ibu saya, dulu, adalah pasangan yang mesra. Keluarga kami harmonis dan berkecukupan. Saya, kakak dan adik-adik hidup bahagia dalam bimbingan orangtua kami yang penyayang.

Ujian hidup datang di usia pernikahan orangtua saya yang ke-25. Ibu saya baru tahu kalau bapak saya -yang kala itu berumur 55 tahun- diam-diam telah menikah siri dengan 'bawahannya' di kantor yang berusia 20 tahun. Saat itu saya masih SMA.

Setelah bapak menikah lagi, beliau jadi jarang sekali pulang. Ibu saya pun lebih sering mengurung diri di kamar. Kalau bapak dan ibu bertemu, komunikasi antar keduanya seperlunya saja. Tidak hangat, ceria dan mesra lagi seperti dulu. Ibu juga cenderung menghindari cerita tentang bapak bila kami bertanya tentang bapak.

5 tahun lebih berlalu, sekarang umur bapak sudah lebih dari 60 tahun. Sudah pensiun. Sudah sering sakit ini itu. Setelah pensiun bapak jadi lebih sering ada di rumah kami. Kalau bapak sakit, ibu yang mengantar ke rumah sakit. Kalau bapak mengeluh, ibu akan membuat bapak nyaman. 

Semua kewajiban ibu penuhi dengan baik, tapi wajah ibu sekarang datar-datar saja, sangat berbeda dengan dulu, sebelum ibu tahu bapak menikah diam-diam. Pada kami ibu pun tak seceria dulu.

Di usia yang mulai senja, bapak tetap harus memikirkan anak-anak balitanya dari istri kedua, memikirkan biaya pendidikan mereka sampai kuliah dan biaya hidup istri kedua yang masih muda, energik, masih banyak kebutuhan dan tuntutan.

Setahun terakhir ini bapak seperti 'menghindar' dari istri keduanya, dan memilih lebih sering bermalam di rumah kami. Sangat berbeda dengan dulu saat bapak awal-awal menikah, bapak sangat jarang pulang. 

Ada pepatah, bila kaca telah retak, maka sulit untuk kembali lagi seperti semula. Pepatah itu cocok untuk ibu saya. Ibu berusaha menjalankan perannya sebaik mungkin, tapi ia tak pernah bisa lagi bersikap seperti dulu. Rumah kami pun tidak sehangat dulu.

Kami pernah bertanya pada bapak, "Apa yang membuat Bapak ingin menikah lagi? Apa kurangnya ibu?"

Bapak menjawab, "Karena bapak jatuh cinta pada dia (istri kedua). Titik."

Tidak ada yang kurang dari ibu. Bapak hanya jatuh cinta pada wanita lain. Itu saja alasannya.

Saya tahu ibu telah banyak berkorban untuk bapak. Lulus kuliah, kerja, menikah, lalu atas perintah bapak, ibu keluar dari pekerjaan. Full jadi ibu rumah tangga yang baik dan melayani bapak paripurna. 

Ibu pintar memasak, pintar beberes rumah, guru yang baik untuk anak-anaknya, dan istri yang penuh cinta untuk bapak. Tapi dengan semua kebaikan dan pengorbanan ibu nyatanya tak membuat bapak cukup dengan satu cinta.

Saya tahu ada luka di hati ibu yang tak pernah ia katakan. Dulu saat SMA, saya, kakak dan adik, ingin sekali kuliah di luar kota. Biar bisa merasakan kost dan mandiri. Tapi sejak bapak menikah lagi dan ibu sering menyendiri, kami semua mengurungkan keinginan kami untuk kuliah   jauh. Kami ingin bersama dan menjaga ibu selama mungkin. 

Saat ini saya sudah lulus kuliah dan baru bekerja. Kakak saya sudah bekerja juga. Adik-adik masih SMA dan SMP. Sementara anak bapak dari istri kedua, masih balita semua. Istri kedua bapak juga masih banyak kebutuhan yang harus bapak penuhi.

********

Kalau bapaknya si penulis asal meninggal, lalu anak dari istri kedua masih kecil-kecil, akan  jadi tanggungan siapakah? 
Anak-anak dari istri pertama kah? Padahal mereka masih menanggung adik yang masih SMA SMP dan ibu mereka.

Tulisan ini bukan kontra pada poligami yang sesuai syariat. Tulisan ini hanya agar bapak-bapak yang ngebet mau poligami tanpa modal lebih berpikir jangka panjang.



Tanggapan dari akun : Jukiyanti
Waktu muda bersenang2 dgn istri muda karna syahwat yg menggelora .eh udh tua sakit2 an..baru Mikir..trnyata nyaman sma istri tua ..udh tua mana pansiun harus y udh tenang ..eh mlh pusing mikirin anak yg masih balita..klo aku jd istri tua suruh aku tinggal ajalh d. Istri tua toh waktu muda lupa pulang lupa istri tua..masih baik lah sgitu mah istri tua y salut.. suruh nikah lg aja lah istri mudanya ..biar ga JD beban anak2 istri tua..


Tanggapan dari akun : Angel Bita
Harusnya pisah aja dr awal pas suaminya main api, jd ga ribet. Bertahan jg alasannya apa? Anak? Lagu lama menyulitkan diri sendiri.


Tanggapan dari akun : Winda Mom twins
Biarin aj ank2 dr istri kedua...suruh aj ibunya kerja salah sndri mau sm suami orang.


Tanggapan dari akun : Mayastika USA
Bukan kewajiban anak istri pertama. Itu tanggung jawab keluarga si ayah nya.

Soalnya di keluarga saya kejadian kok..  om saya nikah lagi diam2dan punya anak kecil2.  Sekarang sepupu saya 3 bersaudara , 2 yg tua udah nikah dan punya anak. Sepupu yg bungsu masih kuliah.

Om saya udah sakit2an tapi biaya hidup terus berjalan ya karena anak2nya dari istri kedua masih kecil-kecil... Beda nya Tante (Istri Om) kerja (tapi udah pensiun) 

Om saya pernah ngomong gimana nasib anak2nya yg dari istri kedua. Jawaban istri nya " ya itu tanggung jawab ayah" 

Sepupu2 saya juga ga mau tahu ga mau urusin.  Mereka cukup bantu orang tua nya aja. Ga mau tahu urusan keluarga kedua ayah mereka. Nikah aja diem2 giliran udah sakit2an mau nyusahin mereka ya ogah 🤣🤣🤣


Tanggapan dari akun : Shiro Shira
Saya bukan korban poligami sih, tapi ayah menikah lagi dengan perempuan usia 19 tahun setelah ibu meninggal. Ayah saat itu usia 64 tahun. Alasannya biar ada yang mengurus dirinya. Nyatanya, saat ayah usia 72 tahun dan sudah mulai pikun, si "ibu" itu pergi dengan membawa sebagian besar harta ayah yang kalau dihitung mungkin hampir 1M. Sementara yang mengurus ayah yang tengah sakit-sakitan dan sudah pikun, siapa lagi kalau bukan anak-anaknya sendiri. Alasan menikah lagi dengan yang lebih muda ketika poligami dengan alasan istri sudah tua dan pengen yang lebih muda karena ada yang bisa ngurusin pun Ujung-ujungnya sama aja. Ketika sakit, yang muda gak peduli. Yang ngurusin tetap anak dan istri tuanya.


Tanggapan dari akun : Afriyanti Elkhawarizmi.
Setau saya jika seorang ayah meninggal dunia, maka yg wajib meneruskan memberi nafkah adalah saudara2 si ayah bukan anak ayahnya.
Tapi ya kenyataan memang begitu. Ga cuma yg poligami, yg cerai pun banyak. Akhirnya anak2 istri kedua menuntut nafkahnya ya ke kakak2 tirinya.


Tanggapan dari akun : Ayi Jr.
Ijin share bila diperbolehkan, Oleh sebab itulah yang pro poligami jangan tanya istri pertama yg kadang pura2 ridho, tanyalah anak2 korban poligami seberapa hancur mereka.


Tanggapan dari akun : Ita Susanti 
Pelajaran buat wanita jangan mau nikah sirri, gak punya hak apa2 Dimata hukum negara. Kasihan anak2 nya siapa yg mau nafkahi. Jangan juga mau jadi perusak rumah tangga orang, akibat nya tanggung sendiri. Belum tentu juga diakui oleh keluarga pihak suami nya.


Tanggapan dari akun : Evodia Mia

Mana nih yg selalu koar-koar poligami? Tentunya yg poligami daun muda.

Si cewek juga, nggak mikir panjang saat mau dinikahi laki-laki berumur yg sudah punya anak istri. Ini kalo jadi istri pertama, harusnya bagi tugas merawat si suami. Jangan cuma saat sehat aja si istri kedua mau berbagi, sakit pun harus ikut andil merawat. Nggak peduli kalau istri kedua anak-anaknya masih balita. 'Kan enak tuh sementara sakit di oper sana sini. Biar tahu rasa sekalian, dikira umurnya bakalan muda terus, dikira badannya bakal sehat terus. Udah tua banyak tingkah, makan itu jatuh cinta.


Tanggapan dari akun : Sandra Setiawan.
Banyak yg bilang, enak nikah muda, biar pas anak lg butuh2nya biaya, ortu masih sehat segar cari uang. 

Yg model si bapak, mungkin ga pernah dengar nasihat spt itu. Jadilah umur sudah 55 nikah lagi, bikin anak pulak.  Umur 60, napas sudah separuh, anak masih balita. Masih jauh banget perjalanannya. Masa tua bukannya diisi bahagia malah sengsara. Memang enak terima belas kasihan dari istri pertama spt itu?


Tanggapan dari akun : Fani
Harusnya waktu suaminya sakit gausah dirawat.

Tanggapan dari akun : Winda Putanto Aji
Kalau bapakmu meninggal, ya istri kedua harus berjuang menafkahi anak2nya itu. Kok ueenaakk banget mau membebankan ke ibumu.


Tanggapan dari akun : Kaarin Chan.
Anaknya memang tanggungan bapaknya tpi disini bapaknya udah mati jadi kembali balik nanggungnya kesaudara laki"si bapaknya! Atau mertua nya. istri siri itu GK tertulis dinegara namanya jadi meskipun dapat pensiunan kecuali istri pertama murah hati bagi dua baru dapet.ingat bukan tanggungan istri pertama tapi harus jadi tanggungan saudara si ayah atau bapak ibu si ayah.

Tanggapan dari akun : Endah Nurmayanti.
Ini kejadian sama seseorang yg dekat dengan saya, bedanya si istri tahu setelah si suami meninggal, datanglah si istri muda membawa anak nya, dan dengan alasan bahwa suaminya tdk pernah bilang apa2, istri pertama dan anak dr istri pertama menolak mengakui, anak itu akhirnya diurus oleh tante dr pihak suaminya, krn ternyata keluarga besar suaminya pada tahu kalau suaminya menikah lg. Sementara istri mudanya itu pergi untuk menikah lg (krn masih muda). Nah tetnyata nggak lama si tante ini meninggal, akhirnya anak ini selalu berpindah dr keluarga satu ke keluarga lainnya, krn anak2 si tante juga nggak ada yg mau mengurusnya..
Saya melihatnya kasihan

*saya merasa ini bisa jd sinetron**


Tanggapan dari akun : Wiwik Indriyani 
Kan emang ‘panas dan membara’ nya itu cuma sekitar 2-5 tahun. Kesananya mah pusing wkwkwk



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teh tubruk khas Slawi tegal

hilang mu takkan kucari lagi

Hilang mu takkan kucari lagi Pergi mu takkan kusesali Dan kembali mu takkan kuharapkan lagi Daripada berteduh ditempat yang salah  Lebih bai...