Kamis, 24 Agustus 2023

mertua dan menantu

Mertua dan Menantu

Gambar hanyalah ilustrasi.



Di Indonesia lebih sensitif, lebih banyak konflik, lebih banyak dramanya antara mertua perempuan dengan menantu perempuan ketimbang menantu laki-laki dan mertua laki-laki. Lebih baik jika sudah menikah jangan disatukan antara mertua perempuan dengan menantu perempuan untuk mencegah terjadinya pertengkaran, karena sesungguhnya tidak ada dua ratu dalam satu rumah. 
Ada istilah kalimat kalau dekat bau ta* kalau jauh bau kembang, entah siapa yang pertama kali menciptakan kalimat tersebut.
Tapi yang jelas kalo kita ingin waras secara mental ya lebih baik pisah tinggal sendiri. Lebih baik mencegah daripada mengobati, jangan suka nyari penyakit.

Pertama pada dasarnya tidak ada yg benar-benar milik kita, semua hanya titipan Allah SWT. termasuk anak.
Kedua anak laki-laki selamanya adalah milik ibu nya, dalam artian selamanya menjadi tanggung jawab ibu nya, bilamana si anak laki2 kesulitan menafkahi istri dan anaknya maka si ibu halal utk memberi. Dan hak waris jatuh pada anak laki2,
ketiga kebutuhan istri seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal yang layak itu termasuk nafkah, nafkah itu hukum nya wajib secara islam sedangkan memberi pada orang tua itu adalah bakti, antara bakti dan kewajiban lebih diutamakan kewajiban. Jika kondisi si anak berkecukupan jangan lupa berbakti. Tapi jika si anak hidupnya masih kekurangan, maka tidak berdosa baginya jika tidak memberi uang. Yang penting selalu mengingat ibu nya, tidak pernah menyakiti dengan perbuatan dan kata2, dan bersedia mengasuh ibunya jika kelak ibu nya sudah tidak berdaya.

jika si suami belum ada rezeki lebih dan terpaksa harus satu rumah dengan mertua, maka si istri harus banyak bersabar, sabar dalam menghadapi keluarga suami, mungkin kurang cocok atas sifat mertua, mungkin tidak sesuai dalam hal makanan, jika si menantu mampu melewati itu semua, maka akan bernilai pahala, namun jika tidak mampu dan tidak kuat maka akan berakhir di pengadilan agama, ataupun berakhir pada bunuh diri, karena tidak kuat akan tekanan-tekanan yang ada pada keluarga suami. amit2 jangan samapi itu terjadi, suami yang baik adalah suami yang bisa menjadi penengah ketika ibu dan istrinya sedang tidak baik-baik saja, tidak berat sebelah, tidak memihak salah satu antara ibunya atau istrinya supaya rumah tangga suami istri tetap harmonis.

Maka jalan terakhir  yang dipilih adalah hiduplah berdua walau ngontrak satu petak.


Namun Disarankan oleh kepala KUA Kemayoran Jakarta pusat Bpk. Drs. H. Sukana pada saat mengisi kelas pra nikah kepada puluhan pasangan calon pengantin agar setelah menikah untuk pisah dengan orang tua ataupun mertua sekalipun itu hanya mengontrak satu petak.
Supaya apa? Supaya lebih mandiri. Supaya lebih dewasa, supaya lebih bertanggung jawab satu sama lain antara si istri dan si suami. Supaya ketika ada masalah hanya diselesaikan oleh kalian berdua tanpa adanya campur tangan dari orang ketiga yaitu orang tua ataupun mertua". Kata beliau.

"Karena apa? Sudah banyak kasus perpisahan rumah tangga suami istri akibat dari campur tangan orang tua ataupun mertua". Kata beliau pula.

*Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teh tubruk khas Slawi tegal

Ternyata jadi janda nggak seburuk itu.

Ternyata jadi janda nggak seburuk itu. Ternyata jadi janda nggak seburuk itu. Lebih bahagia malah, lebih banyak waktu buat diri sendiri. Kar...