Sabtu, 26 Agustus 2023

curhatan emak2 yang punya anak SD yang nggak mau menulis.

Sumber : Facebook
Fanpage : Komunitas Bisa Menulis.
Nama Akun : Nty


Peluk aku dan sulungku bun.
Aku adalah ibu dari dua anak,
Anak pertama baru kelas dua SD
Sedang yang kecil baru berusia tiga tahun saat ini.
Setiap hari ada saja tingkah si sulung di sekolah,bukan karena dia nakal,sulungku tidak suka mengganggu teman-teman nya.
Kalu dia tak suka maka dia akan diam,dia akan menyendiri,jika teman-teman nya sedang mengikuti kegiatan pramuka maka sulungku akan menyendiri,
Dia tidak mau ikut kegiatan pramuka,sudah beberapa kali di bujuk oleh wali kelasnya tapi dia tetap engan.
Sebenarnya kalu cuma itu saja yang di beritahu oleh wali kelas mungkin aku hanya akan tersenyum dan menganggukkan kepala.
Tapi ada satu hal yang selalu membuat ku tarik nafas oleh sulungku,dia jarang mau menulis di sekolah.
Sudah berulang kali aku menasehatinya dan menegurnya,dari yang lemah lembut sampai suaraku naik beberapa okta.
Tapi selalu di ulang oleh sulungku,seakan-akan semua peringatan dan ucapan ku hanya angin lalu,sampa pada hari ini aku benar-benar marah kepada sulungku,aku memukulnya.
Aku benar-benar kehilangan kesabaran ku,di mulai dari chat grup sekolah,dimana seorang wali murid yang mengirim sebuah gambar tugas di sekolah yang menjadi pr karena tidak selesai di sekolah.
Dan akhirnya ku tanyakan kepada sulungku di mana tugas tersebut? Biar ibu bantu kerjakan,ku kira sulungku mengambil bukunya sepuluh menit berlalu sulungku tak juga menemui aku dikamar karena baru saja meluruskan pinggang lelah sedari subuh berkutat dengan kompor dan teman-teman nya.
Tunggu punya tunggu sulungku tak jua muncul
Akhirnya aku berdiri dan ke depan,ternya ia sedang bermain game.
Sesak rasa di dada melihatnya tapi ku coba sabar dan kembali bertanya di mana tugas sekolahnya!!ku lihat ia meraih tas dan mengeluarkan buku matematikanya,ku tinggal sebentar ke dapur untuk mengangkat bakso-bakso yang sedang ku rebus untuk dagangan suami di subuh jum'at nanti.
Sekembalinya ke depan ku lihat sulungku sedang menulis,ku pikir dia paham akan tugasnya dan tak perlu bertanya,karna selama yang aku tahu sulungku sangat suka dengan tugas matematika,setelah melihatnya mengerjakan tugas tampa mengeceknya,aku berniat ke tokoh grosir untuk membeli beberapa kekurangan yang belum di beli.
Tapi saat akan mengambil kunci motor sulungku melirik ku dan langsung lari ke kamar.
Aku curiga kenapa dia seperti tak ingin aku tuk melihat isi bukunya?!!
Dan aku mengikutinya ke kamar dan bertanya mana tugasnya?
Dengan berat hati sulungku memberi buku tersebut,alangkah kagetnya diriku!! Ternyata sulungku tak pernah berubah,dia masih saja tidak mau menulis,buku itu kosong tidak ada yang dia tulis,tidak ada soal seperti yang ku lihat di grup sekolah.lalu aku pun bertanya kepadanya mana tugas tersebut?
Dia hanya menunduk dan diam seribu bahasa,berkali-kali ku tanya tetap diam,emosiku mulai naik,entah kenapa semenjak darah tinggi aku gampang sekali marah hingga meledak-ledak.
Ku tanya pada dia apa masih tidak mau menulis di sekolah?dia hanya diam tidak mau menjawab,mulai ku tanya dari nada yang paling rendah dan selembut mungkin,tapi dia tetap diam,mulai naik satu okta suaraku dia masih diam.
Diamnya inilah yang membuat aku mulai tak terkendali,ku priksa semua bukunya
Ternyata apa yang ku lihat sama dengan senin lalu saat terakhir aku mengecek.
Ku tanya padanya apa dia tak menulis apapun di minggu ini? Karna saat senin ku periksa memang tak ada tulisan apapun sama seperti yang sudah-sudah buku-buku itu hanya terisi dua lembar saja,sedang sekolah sudah berjalan kurang lebih tiga bulan lamanya.
Sama seperti tadi dia diam,aku sudah tak tau harus bagaimana lagi agar dia mau bicara,aku tiba-tiba merasa lelah dengan sulungku,
Aku merasa sulungku tak pernah mendengarkan aku,
Aku hilang akal untuk sulungku sehingga tangan ku meraih hanger baju dan mendaratkan nya di pa**at sulungku berkali-kali,hinga dia menangis.
Dalam emosiku masih ku tanya mengapa ia tak  mau menulis?
Tapi bukan jawaban yang ku dapat melainkan tangisnya saja,dan entah mengapa mendengar itu aku malah tambah emosi,sempat beristigfar dan mengurut dada berkali-kali tapi sesak di dada tak juga berkurang,sulungku masih diam dalam sakitnya hanya isak yang terdengar,
Tapi aku masih menginginkan jawaban dari nya,jawaban mengapa selama ini ia tak mau menulis,karena tak kunjung mendapatkan jawaban, emosi dan set*n telah menguasai hati dan pikiranku,tampa aba-aba ku ambil ikat pingang dari celana ayah nya yang tergantung dan menghajar sulungku tampa ampun,meski ia sudah mintak ampun pada ku
Ya sulungku menangis dan menjerit kesakitan serta minta ampun kepadaku tapi aku tak perduli masih saja ku hajar tubuh kecil itu tampa ampu walau air mata pun luruh di pipiku,
Tapi diriku seakan tak mau berhenti.
Ini pertama kalinya ia ku pukul sampai seperti ini,sekujur tubuhnya merah ku buat,
Diri ini berhenti setelah sibungsu datang dan menangisin abangnya yang tengah ku hajar tampa ampun,tak lama ayahnya pun datang dan menghapiri sulungku dan membawanya keluar kerumah neneknya,aku masih emosi sehinga ku lampiaskan kepada ayah anak-anak
Entah kenapa kali ini aku benar-benar marah dan emosi pada sulungku,aku merasa ia tak pernah mendengar semua perkataan,nasehat,dan segala ucapan ku padanya,
Apa yang harus ku lakukan bunda-bunda agar sulungku mau menulis di sekolah dari kelas satu ia memang malas menulis sehinga aku lelah menghadapinya bun!
Tolong berikan ku solusi yang bisa ku lakukan pada sulungku bunda!!
Trimakasi sudah mau membaca cerita ku bunda-bunda semua.


Tanggapan dari akun : Lean Rosmala.
Sya seorang guru Sd bun.. Kemampuan menulis anak di pengaruhi bbrp faktor bu.. Krn dlm menulis banyak hal yg terlibat.. Mata.. Fokus dan kekuatan otot tangan.. 
Banyak murid sya yg tdk suka menulis krn otot2 pergelangangan tangan dan bahu nya tdk kuat dan terstimulus dgn baik.. Shg anak mudah lelah dan capek saat menulis.. 
Bs cb d latih kekuatan otot tangan dgn cata banyak kegiatan yg menggunakan jari jemari, seperti meremas2 kertas menjadi bola2.. Bahkan membantu mencuci piiring atau motor.. bermain gelantungan.. Merangkak... 
Dan 1 lagi bund.. Anak laki2 memang di uaia sd masih banyak bermain jd  memang kita harus lbh bersabar.. Cayo bunda.. Semangat anak sya jg sdh kelas 2 sd yg sulung.

Tanggapan dari akun : Syifa Kamiltaisa'adah.

Bunda ini kecapean kayaknya. Ambil jeda dulu ya bun...sekedar jalan jalan atau tidur yang bikin hati tenang. Banyakin doa buat sulung. Lidah ibu tuh senjata. Bisa ngelawan musuh ( setan) dengan doa dan ucapan yang baik ketika marah. Dan sebaliknya bisa bikin masa depan anak berantakan. 

Yuk refreshing bentar. Gak usah bandingin anak kita sama temen dikelasnya. Anak kita pasti punya kelebihan masing masing. 
Gak mau nulis gak apa.. yang penting bisa punya adab dan etika yang bagus ke orang tua. Ini yang paling mahal di jaman sekarang.

Nanti kalau bunda udah tenang... minta maaf sama Allah ya.. maaf udah bikin sakit amanahnya. Maaf udah bertindak terlalu jauh, maaf karena punya ekspektasi berlebih  padahal Allah ciptakan dia begitu sempurna dan istimewa.

Setelahnya tolong rajin rajin peluk anak ya bun, sambil bilang " maafin bunda ya kak.. bunda salah.. buat bunda kk istimewa. Kalau kk mau cerita.. cerita aja ya nak.. biar bunda tau. Maaf bunda ya kak.. bunda sayang kk "

Baik anak maupun ortu pasti berat lewatin fase ini, ortu ada rasa bersalah si anak punya trauma.  Diamnya dia selama ini ketika ditanya bukan karena dia nggak nurut. Tapi 
dia bingung, belum tau kalimat apa yang bikin ibu nya nggak marah lagi sama dia? Kalimat apa yang bikin ibunya senyum sama dia? 
Berdoa sama Allah dan banyakin pelukan ya bun, biar hilang traumanya. 

Soal nulis tugas sekolah, saya rasa tiap anak punya kecerdasan masing masing. Yangbpaling penting selamatkan jiwa anak dlu. Semangat bunda... insha Allah ananda akan menjadi anak sholeh yang menyenangkan ortunya dunia akhirat.

Tanggapan dari akun : Ferry Aprillita.
Coba berikan waktu khusus untuk anak saat belajar, fokus berdua. Jangan disambi ngerjain hal lain. Kalo anak belum mau mulai biarkan dulu, tapi tetap dampingi entah bunda nulis atau menggambar sesuatu di dekatnya. Jangan di paksa atau menekan dengan kata2, biarkan dia berproses dengan melihat contoh. Berikan juga apresiasi dan pujian atas usahanya. Semoga nanti si sulung bisa merasa nyaman saat belajar.


Tanggapan dari akun : Ike Mamanya Arsen.
Ga mudah pasti lewati ini ya bun. Sakit, sedih, kecewa, dan ngerasa bersalah itu juga pasti ada. Coba bunda ajak si sulung jalan2 disekitaran komplek sambil diajak ngobrol ringan. Atau kalo ga ajak makan ice cream lalu pelan2 diajak ngobrol dan cari tau alasan ga mau nulis. Maaf Apa penglihatannya bermasalah bun, dalam artian mana tau minus jadi malas nulis gtu. 
Coba nanti bunda tanya seperti ini, "Nak apa yang buat kamu enggan nulis, sini cerita ke mama. Biar nanti kita cari solusi bareng2 nak. Mama ga bisa bantu kalo kamu ga cerita ke mama, ceritalah, mama ga akan marah apapun itu asal kamu mau cerita alasan ga mau nulis. Bagaimanapun kamu anak mama yang paling berharga dalam hidup mama. Ceritalah nak. "


Tanggapan dari akun : Nurul Fajar.
Mungkin bunda bisa coba barter sama anak (diakalin/cari cara), kamu baru bisa main game setelah nyalin 1 paragraf ini. Besoknya ditingkatkan lagi nyalin buku 1 halaman.
Kesampingkan dulu pekerjaan rumah dan fokus ke anak.
Bisa jadi dia tidak nampak tulisan guru di papan tulis karna matanya dh minus tapi takut kalo bilang kena marah (anak ku pernah ngalamin ini).
Atau dia belum nemu cara pegang pensil yg nyaman jadi dia merasa jarinya nyeri kalo nulis. 
Dengan nungguin dan lihat cara dia menulis bunda bisa dapatkan sebab kenapa dia tidak mau menulis.
Jangan lupa sambil diselingi ngobrol² dan candaan ringan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teh tubruk khas Slawi tegal

Ternyata jadi janda nggak seburuk itu.

Ternyata jadi janda nggak seburuk itu. Ternyata jadi janda nggak seburuk itu. Lebih bahagia malah, lebih banyak waktu buat diri sendiri. Kar...