Janganlah kamu mendekati Zina.
"Jangan wariskan kebodohan pada anak-anak"
Survei membuktikan, 7 dari 10 orang di Indonesia, pacaran dulu baru menikah. Bahkan sudah menjadi hal yang lumrah ketika sang kekasih menjemput anak wanitanya ke rumah.
"Om/Tante, saya bawa dulu ya anaknya malam mingguan." Ucap kekasih anaknya.
"Oh, iya nak. Hati-hati dijalan ya. Jam 10 harus sudah pulang ya." Jawab orang tua sang wanita.
Lihatlah ... Bagaimana bisa orang tua membiarkan anaknya perempuannya dibawa laki-laki untuk pacaran atau zina? Sebagian dari mereka ada yang nyeletuk.
"Gak semua pacaran itu berzina ya, saya dulu pacaran yang sehat kog."
Saya kasih tahu ya bagi yang nyeletuk demikian. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Imam Nawawi –seorang ulama besar Syafi’iyyah- berkata,
”Makna hadits ini adalah bahwa anak Adam telah ditetapkan bagian untuk berzina. Di antaranya ada yang berbentuk zina secara hakiki yaitu memasukkan kemaluan kepada kemaluan yang haram. Di samping itu juga ada zina yang bentuknya simbolis (majas) yaitu dengan melihat sesuatu yang haram, mendengar hal-hal zina dan yang berkaitan dengan hasilnya; atau pula dengan menyentuh wanita ajnabiyah (wanita yang bukan istri dan bukan mahrom) dengan tangannya atau menciumnya; atau juga berjalan dengan kakinya menuju zina, memandang, menyentuh, atau berbicara yang haram dengan wanita ajnabiyah dan berbagai contoh yang semisal ini; bisa juga dengan membayangkan dalam hati. Semua ini merupakan macam zina yang simbolis (majas). Lalu kemaluan nanti yang akan membenarkan perbuatan-perbuatan tadi atau mengingkarinya. Hal ini berarti ada zina yang bentuknya hakiki yaitu zina dengan kemaluan dan ada pula yang tidak hakiki dengan tidak memasukkan kemaluan pada kemaluan, atau yang mendekati hal ini. Wallahu a’lam” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim)
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32).
Lihatlah, mendekati zina saja tidak boleh dan zina tidak melulu harus bertemu antara kelamin diantara keduanya. Sungguh aneh pemikiran orang tua yang berfikir keluarnya dua orang yang saling mencintai lalu tidak terjadi apa-apa?
Awalnya boncengan lama-lama nempel, lalu pegangan, pegang perut, pegang lutut, bahkan naik motor sambil pegangan tangan. Lalu suatu hari saling memandang dan terjadi ciuman pertama, dan biasanya akan meningkat tangan sang kekasih mulai aktif untuk menjamah, lalu tinggal menunggu terjadinya bertemunya kemaluan diantara mereka.
Walaupun wanita yang mempunyai prinsip untuk tidak Sampai zina kemaluan, minimal dia pasti akan terjerumus pada zina yang lain.
Uniknya banyak orang zaman sekarang yang mempunyai statement seperti ini. "Dengan pacaran kita bisa mengetahui kepribadiannya, karena menikah itu tujuan sekali seumur hidup. Jadi jangan salah pilih."
Hey Bambang/Maimunah.. bukan begitu cara yang diajarkan Islam untuk memilih pendamping hidup. Tapi ta'aruf, bukan pacaran.
Janganlah orang tua itu berkata "gak papa mereka pacaran, toh dulu saya sama suami juga pacaran, bisa tuh menghindari sek*, dan kami akhirnya juga menikah."
Intinya begini saja, saya hanya ingin berpesan kepada para orang tua.. 👇
"Anakmu adalah kesempatanmu yang kedua, maka berusahalah untuk memperbaiki apa yang terluput darimu dengan cara mendidiknya agar menjadi lebih baik darimu, agar tidak melakukan kesalahan yang dulu kita lakukan."
Karena dengan begitu, maka segala kebaikan yang anak kita kerjakan maka kita akan mendapat pahalanya. Ingat ya para orang tua. Tugas kita hanya Sampai anak kita menikah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَالَ ابْنَتَيْنِ أَوْ ثَلَاثَ بَنَاتٍ، أَوْ أُخْتَيْنِ أَوْ ثَلَاثَ أَخَوَاتٍ، حَتَّى يَبِنَّ أَوْ يَمُوتَ عَنْهُنَّ، كُنْتُ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ ” وَأَشَارَ بِأُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
”Siapa yang menafkahi dua atau tiga anak perempuan atau saudara perempuan, hingga mereka menikah atau sampai dia mati, maka aku dan dia seperti dua jari ini.” Beliau berisyarat dengan dua jari: telunjuk dan jari tengah. (HR. Ahmad 12498 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Dan masih banyak lagi hadits khususnya tentang keutamaan bersabar dan mendidik anak perempuan yang Rasulullah sampaikan.
Apalagi zaman sekarang Bun, anak-anak SD sudah banyak yang pacaran, apalagi yang SMP, apalagi yang SMK? Banyak..
Jika yang sampai hamil saja banyak, apalagi yang sudah kehilangan keperawanannya? Bahkan bisa saja anak perempuan diantara pembaca saat ini sudah tidak virgin dan orang tuanya tidak mengetahuinya.
Ingat Bun, tidak semua laki-laki mau menerima wanita yang sudah ternodai. Jangan sampai baru menikah lalu anak perempuan anda diceraikan suaminya karena sudah tidak perawan lagi.
Semoga Allah jauhkan anak keturunan kita dari zina dan semoga anak keturunan kita jauh lebih baik dari kita.
Barakallahu fiikum..
Aku dlu sebelum menikah .ngeyel nya minta ampun, keras kepala
Akhirnya aku pun terjerumus kedalam lembah kegelapan
Bertahun-tahun aku seperti org hilang akal
Akhirnya suatu hari . aku ketemu seseorang yg akan menikahi ku. Dia tidak banyak bertanya tentang apa pun itu, tapi dia selalu berusaha menuntut ku ke arah yg benar .
Tiba-tiba ada yg menggunjing ku krna masalalu ku
Saat gunjingan itu terus menerus, dia langsung menikahi ku, seakan-akan menutup aib ku
Setelah bbrpa bulan menikah, dia lngsung membawa ku pergi jauh dari kampung halaman ku, agar mental ku tidak terusik
Padahal aku tidak bertemu dengan nya sebelumnya..dia datang di waktu yg tepat
Seiring nya pernikahan, dia tidak pernah sedikitpun membahas akan masalalu ku. Padahal dia jga berhak .tapi dia selalu berkata, itu masalalu mu, bukan masalalu ku, kita jalani masa depan tanpa melihat masalalu
Akhirnya aku pun hidup bahagia 💑
🌹🌹🌹
Tidak ada komentar:
Posting Komentar